MAKALAH
TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN
PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
OLEH :
Aulia Rahmayanti
14005037/2014
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014/2015
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Belajar Kognitif
Secara bahasa
Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare”
artinya berfikir. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini
menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia/satu konsep umum
yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Sedangkan
secara istilah dalam pendidikan Kognitif adalah salah satu teori diantara
teori-teori belajar dimana belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif
dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini, tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan, dan perubahan tingkah laku, sangat dipengaruhi oleh proses
belajar berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Teori ini
muncul disebabkan ahli Psikologi merasa bahwa pembelajaran yang telah dilakukan
dengan teori-teori sebelumnya belum memuaskan, misalnya saja dengan
pembelajaran menggunakan teori Behavioristik yang mana dalam teori ini lebih
menekankan hasil pada perubahan tingkah laku peserta didik. Mereka beranggapan
bahwa tingkah laku seseorang selalu di dasarkan pada kognisi, yaitu suatu perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap
situasi dimana tingkah laku itu terjadi.. bukan karena adanya stimulus yang
pada akhirnya mengahasilkan respon.
Teori belajar
kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi
dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996) bahwa
“Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif dan berbekas”
Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan belajar menurut
teori belajar kognitif adalah suatu aktivitas mental yang terjadi dalam diri
individu sebagai bentuk interaksi aktif dengan lingkungan sekitarnya dalam
memperoleh suatu perubahan baik dalam perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah
laku, keterampilan dan juga perubahan pada nilai-nilai kehidupan.
B. Tokoh-tokoh
Teori Belajar Kognitif
Dalam praktek pembelajaran, teori
kognitif antara lain tampak dalam rumusan-rumusan seperti : “Tahap-tahap
Perkembangan” yang dikemukakan oleh J. Piaget, Bruner dan Ausubel.
1.
Teori
Perkembangan Piaget.
Menurut Piaget, perkembangan
kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu
suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system
syaraf. Dengan makin bertembahnya umur seseorang maka semakin komplekslah
susunan sarafnya dan meningkat pula kemampuannya. Piaget tidak melihat
perkembangan kognitif sebagai suatu yang dapat didefinisikan secara kualitatif.
Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia
akan berbeda pula secara kualitatif.
Menurut Jean
Piaget, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Asimilasi yaitu proses penyatuan (pengintegrasian)
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Contoh,
bagi siswa yang sudah mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya
memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses pengintegrasian antara prinsip
penjumlahan (yang sudah ada dalam benak siswa), dengan prinsip perkalian
(sebagai informasi baru) itu yang disebut asimilasi.
b. Akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru. Contoh, jika siswa diberi soal perkalian, maka berarti pemakaian
(aplikasi) prinsip perkalian tersebut dalam situasi yang baru dan spesifik itu
yang disebut akomodasi.
c. Equilibrasi (penyeimbangan) yaitu penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Contoh, agar siswa tersebut
dapat terus berkembang dan menambah ilmunya, maka yang bersangkutan menjaga
stabilitas mental dalam dirinya yang memerlukan proses penyeimbangan antara
“dunia dalam” dan “dunia luar.
Menurut
Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap
perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersofat hirarkis,
artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat
belajar sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya. Piaget membagi
tahap-tahapa perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :
1) Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengatur
sensorinya (inderanya) dan tindakan-tindakannya. Pada awal periode ini anak
tidak mempunyai konsepsi tentang benda-benda secara permanen. Artinya anak
belum dapat mengenal dan menemukan objek, benda apapun yang tidak dilihat,
tidak disentuh atau tidak didengar. Benda-benda tersebut dianggap tidak
ada meskipun sesungguhnya ada di tempat lain.
2) Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak sudah dapat memahami
objek-objek secara sempurna, sudah dapat mencari benda yang dibutuhkannya
walaupun ia tidak melihatnya. Sudah memiliki kemampuan berbahasa (dengan
kata-kata pendek).
3) Tahap Operasional Konkret (7-11
tahun)
Anak sudah mulai melakukan operasi
dan berpikir rasional, mampu mengambil keputusan secara logis yang bersifat
konkret, mampu mepertimbangkan dua aspek misalnya bentuk dan ukuran. Adanya
keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan benda-benda ke dalam
perangkat-perangkat dan penalarannya logis dan bersifat tidak abstrak (tidak
membayangkan persamaan aljabar).
4) Tahap Operasional Formal (11-15
tahun)
Remaja tidak lagi terbatas pada
pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran. Mereka dapat membangkitkan
situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotetis, atau dalil-dalil
dan penalaran yang benar-benar abstrak. Tiga sifat pemikiran remaja pada tahap
operasional formal:
a). Remaja berfikir lebih abstrak
daripada anak-anak. Para pemikir operasional formal, misalnya dapat memecahkan
persamaan-persamaan aljabar yang abstrak.
b). Remaja sering
berfikir tentang yang mungkin. Mereka berfikir tentang ciri-ciri ideal diri
mereka sendiri, orang lain, dan dunia.
c). Remaja mulai
berfikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rancana untuk memecahkan
masalah dan menguji pemecahan masalah secara sistematis. Tipe pemecahan masalah
ini diberi nama deduksi hipotetis.
2. Teori Belajar Menurut Bruner.
Dalam
memandang proses belajar, bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap
tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang disebut free discovery learning,
ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru emberikan kesmpatan kepada siswa untuk menemukan suatu konseo, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam kehidupannya. Menurut bruner perkembangan kognitif
seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan,
yaitu:
a.
Tahap enaktif
Seseorang melakukan aktifitas
dalam upayanya memahai lingkunga sekitarnya
b.
Tahap ikonik
Seseorang memahami
objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan viualisasi verbal.
c.
Tahap simbolik
Seseorang telah mampu
memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Dapat disimpulkan bahwa teori
belajar kognitif menurut bruner adalah belajar akan berjalan dengan baik dan
anak akan cendrung lebih kreatif jika guru dapat meberikan siswa kesempatan
dalam mengembangkan bahasa dan juga mengembangkan dirinya agar ia dapat
menemukan konsep, teori, pengetahuan, pemahaman dari apa-apa yang ia lihat
dilingkungannya.
3. Teori Belajar bermakna Ausubel.
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna
bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengtahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk strukur kognitif. Teori ini
banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa.
Hakikat belajar menurut teori kognitif merupakan suatu
aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi
perceptual, dan proses internal. Atau dengan kata lain, belajar merupakan
persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati atau diukur. Dengan asumsi bahwa setiap orang telah memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif
yang dimilkinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran
atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif tang telah dimiliki
seseorang.
Beberapa
Prinsip Teori Ausubel adalah
1) Proses belajar akan terjadi jika seseorang
mampu mengasimilasikan pengetahuan yang tlah dimilikinya dengan pengetahuan
baru
2) Proses belajar akan terjadi
melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memamahi makna stimulus, menyimpan
dan menggunakan informasi yang sudah dipahami
3) Siswa lebih ditekankan unuk
berpikir secara deduktif (konsep advance organizer)
Adapun
aplikasi teori kognitif dalam pembelajaran :
a. Keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan
b. Untuk meningkatkan minat dan meningkatkan retensi
belajar perlu mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa.
c. Materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau
logika tertentu dari sederhana ke kompleks.
d. Perbedaan individu pada siswa perlu diperhatikan
karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
Dapat disimpulkan
bahwa teori belajar bermakna menurut Ausubel ialah apabila anak melakukan suatu
proses belajar dimana ia dapat menghubungan informasi dengan pengetahuan
sebelumnya agar pembelajaran bermakna.
C. Aplikasi
Teori Kogmitif dalam kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran yang berpijak
pada teor belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tuuan
pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi
mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan
dan keterlibatann siswa secara aktif
dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna
bagi siswa. Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa
yang mudah dalam proses berfikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif
melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal
sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik terutama jika mendengarkan
benda-benda kongrit.
3. Keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka
proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan
baik.
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan
retensi perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur
kognitif yang telah memiliki si belajar.
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat
jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu,
dari sederhana ke kompleks.
6. Belajar memahami akan lebih bermakna
daripada belajar mneghafal.
7. Adanya perbedaan individual pada
diri siswa pelu diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut
teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak
selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi bahwa
setiap orang tlah memiliki pengetahuan dan pengalaman yag telah tertata dalam
bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan
baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki seseorang.
Diantara
pakar teori kognitif, paling tidak ada tiga yang terkenal yaitu Piaget, bruner
dan ausubel. Menurut Piaget, kegiatan belajat terjadi sesuai dengan pola
tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang serta melalui proses
asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Sedangkan bruner mengatakan bahwa belajar
lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atu informasi, dan bukan
ditentukan oleh umur. Proses belajar akan melewati tahap enaktif, ikonik dan
simbolik. Sementara itu Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika
seseorang mampu mengasimilasikan pengetauan yang telah dimilikinya dengan
pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan
stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang
sudah dipahami.
Dalam
kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk
menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengetahuan
baru dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena factor ini
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Teori
belajar kognitif menganggap bahwa seseorang dianggap telah belajar apabila
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
suatu situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar.
B. Saran
Sebagai
calon pendidik, seseorang perlu memperhatikan bagaimana peserta didik mampu
melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks dalam pembelajarannya, dapat
mengatur stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran peserta didik berdasarkan
pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Untuk itu pendidik harus lebih
memacu keaktifan peserta didik, retensi, pengolahan informasi yang baik, emosi
dan aspek-aspek kejiwaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C.Asri.
2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Terry Prameswari. 2013.
Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli.
Diakses tanggal 24 Mai
2015.
Satria
ADV. 2014. Makalah pendidikan tentang “teori belajar koginitif” . (http://advae.blogspot.com/2014/10/makalah-pendidikan-tentang-teori.html).
Diakses tanggal 24 Mai 2015
Nurul Ilmi. 2014.
MAKALAH Teori Belajar Kognitif. (http://rudisiswoyoalfikir.blogspot.com/2014/04/makalah-teori-belajar-kognitif.html)
. Diakses tanggal 24 Mai 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar